Memanfaatkan Rekaman Untuk Bisa Menikmati Dosen Cantik Berjilbab

x

Kisah ini adalah pengalaman Aku sendiri ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Karena nafsu seks ku yang sangat besar, aku memperkosa guruku yang nampak alim di luar, tapi memiliki nafsu seks yang besar.


Namaku Andika dan aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di daerah jakarta, aku terkenal sebagai seorang nerd yang tak pernah memperdulikan perempuan alias tidak suka disibukkan dengan urusan pacaran, namun gairah seksku yang tak tersalurkan ini kian menggebu-gebu setiap aku melihat mahasiswi sekelasku yang memiliki tubuh-tubuh menggoda.


Hal itulah yang membuat cerita sex ini terjadi. Setiap hal itu terjadi aku hanya bisa melampiaskannya melalui coli di rumahku sambil membayangkan bisa menggenjot dengan mereka. Aku memiliki pnis yang mungkin cukup membanggakan bagiku yaitu sepanjang 17 cm, gemuk dan berurat.


Pagi ini aku kuliah di kelas salah seorang dosen perempuan muda, kutaksir umurnya kira-kira 26 tahun, ia adalah Bu Farda, akhwat jilbab lebar, belum menikah karena belum ada yang cocok katanya, Awal ia mengajar di kelasku, ia tidak terlalu menarik perhatianku karena tubuhnya yang selalu tertutupi jilbab dan gamis panjangnya, namun makin kesini aku memiliki fantasi tersendiri untuk bisa menikmati tubuhnya.


Aku terus mencari cara agar dapat menikmati tubuh beliau ini, aku mendapatkan ide untuk memasang kamera pengintai yang menyorot meja beliau, dengan maksud mengintip gadis berjilbab ini. Walaupun tidak dapat bukti aneh-aneh tapi setidaknya dapat melihat wajahnya yang selalu tidak mau kalau difoto, 


Siang ini aku lalu melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman itu dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya. keinginan ku selama ini pun semakin jelas dan nyata di depanku.


Melihat hasil rekaman akhwat sange tersebut, aku menunggu hingga sore hari dengan maksud untuk memergoki beliau. Saat ruang dosen telah sepi, aku masuk diam-diam tanpa suara, dan benar saja terdengar desahan kecil dari si jilbab mulus ini.


“uhh..sshh..”


Kudekati mejanya, ditengah-tengah kesibukannya menyalurkan birahi wanita berjilbabnya. Saat akan mendekat, kuberkata


“Masih ada orang?”,

“hhmm..masih..” ucapnya sedikit gelagapan karena merasa kegiatannya dipergoki olehku.

“Oh bu Farda, belum pulang bu?” Tanyaku,

“hhmm belum nih, Dika.." jawabnya mendesah kecil, kulihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang dipenuhi nafsu biarahi, kedua tangannya tetap di bawah meja.

“Ibu kok keringatan? Ini ruangan AC loh” tanyaku,

“eee…tadi…anu…” dia terlihat panik,

“anu apa bu?” Tanyaku,

“itu…saya lagi beresin buku-buku disini” ucapnya, kulihat rapi saja meja beliau.


Kudekati beliau.


“mau ngapain kamu?” Ucapnya sedikit kaget, kuperlihatkan video yang telah kurekam, saat melihat rekaman tersebut wajahnya terlihat pucat pasi.

“Kamu merekam saya?! Mau apa kamu!” Teriaknya,

“Jangan marah-marah ah bu, diam-diam akhwat hot kayak ibu gini punya nafsu besar juga ya” jawabku santai,

“jangan kurang ajar ya kamu!” Amuknya lagi,

“Ibu puasin saya atau video ini saya sebar supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa ibu?” Tanyaku dengan santai.


Ancaman cerita sex akhwat ini membuat dia kaget dan tersandar lemas di kursi kerjanya,


“Ibu mohon jangan begitu Dik, tolong yaa..” pintanya,


“Saya tidak akan sebar kegiatan akhwat nakal ini, tapi ibu harus menuruti kemauan saya..” ucapku seraya membuka celana panjang dan celana dalamku, terpampang pnisku yang sudah setengah tegang, ia memalingkan wajahnya dan berteriak kecil

“aih!”

“eleh..sok sok buang muka, ini lebih gede loh dari dildo yang Ibu pakai di video itu untuk melampiaskan birahi muslimah Ibu..” ucapku dengan santai.


Terdengar tangisan kecil keluar dari gadis syiah hot ini.


“Sudah jangan nangis” ucapku.


Kutarik tangannya yang selama ini belum disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah pnisku, kupinta ia menggenggam dan mengocok perlahan pnisku ini, tangannya menggigil, namun nurut mengocok,


“Sudah jangan nangis sini lihat saja” ucapku sambil memegang kepalanya untuk menoleh melihat pnisku, terlihat matanya berkaca-kaca, kudorong pnisku ke bibir kecilnya yang seksi itu,


“Buka dan hisap pnis Andika, Bu..” ucapku, dia tetap menutup mulutnya, aku menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka mulutnya, dengan sigap kumasukkan pnisku ke mulutnya dan kuhentakkan dengan kasar


“ohok…ohok” bu Farda terbatuk-batuk,

“kalau saya gak mau kasar, nih hisap aja!” Bentakku.


Melihat aku membentak, ia mulai nurut dan mencoba menyedot-nyedot pnisku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas mengambil kamera yang tergeletak di meja beliau dan merekam aktifitas beliau menghisap pnisku,

“bu Farda, cheese!” Ucapku, ia menatapku dan hendak marah karena ia sadar aku merekamnya dalam cerita sex akhwat ini, namun kutahan kepalanya dengan tanganku agar gadis jilbab mulus ini tidak bisa terlalu banyak bergerak.

“hhmm..ehhmm..” suaranya tertahan, kuletakkan kamera tersebut di meja beliau lagi, kuraba payudaranya dari luar gamis biru tua yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya dan mulai meremas payudaranya,


“hhmm..hhmm..” desah kecilnya.


Karena kurasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar pnisku dan kuberdirikan tubuhnya,


“Mau ngapain lagi kamu..?!” Bentaknya.


Tanpa memperdulikan jilbab sintal ini berucap, kududukkan dirinya ke meja kerjanya, dan kunaikkan rok biru tuanya hingga kepinggang terlihat kaki dan paha mulusnya


Ia tak menggunakan legging selayaknya jilbab akhwat lain, ia hanya menggunakan celana dalam bermotif bunga, kuremas pelan vginanya dari luar celana dalamnya,


“Dikaa... Cukup.." ucapnya.


Kutarik celana dalamnya dan kubuang entah kemana, aku melihat vginanya yang berbulu lebat itu dan bibir vgina yang masih sangat rapat, kumainkan jariku di bibir vginanya untuk mencari klitorisnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit klitorisnya,


“sshh…stop ari” pintanya dengan mendesah.


Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke dalam gamisnya, mencari payudaranya, setelah kudapatkan langsung kuremas-remas lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya,


“sshh..udah yaa..Dikaa..." desahnya, kumerasakan vginanya mulai basah ini.

“sok sok nolak! Ini vgina ibu dah basah..." ucapku, kuhentikan segala rangsangan, kuarahkan kameraku ke vginanya agar dapat merekam aktifitas eksekusiku, kudekatkan dan kugesek pnisku ke bibir vgina muslimah montok ini.


“sshh…jangan perawanin Ibu, Dik... kumohon..sshh” ucapnya seraya mendesis, kumasukkan pnisku terasa ada yang mengganjal pnisku, kupijit-pijit lagi klitorisnya dengan maksud untuk merangsangnya, lalu kuhentakkan keras pnisku ke vginanya. Ternyata muslimah alim dalam cerita sex akhwat ini masih perawan.


“Akkhh! Sakit Dika!” Teriaknya dengan kepalanya yang mendongak keatas.


Kudiamkan beberapa saat pnisku di vgina bu Farda, terasa pijatan vginanya yang sangat nikmat, kumulai mengeluar masukkan pnisku di vgina beliau,


“kamu jahat Dika! Kamu perawanin ibu!” Bentaknya, melihat ia membentakku dengan keras


Aku menggenjot vginanya dengan keras pula mengekspresikan kemarahanku karena beliau bentak,


“Uhh..sshh…perih Dika, hentikaaaaann…” desahnya menolak perbuatanku, melihatnya semakin mendesah kuhentakkan lebih keras pnisku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya,

“akhh..jangan dalam banget Dika..” desahnya, perlahan teriakan perihnya berubah menjadi desahan manja,

“ahh..kurang ajar kamu..sshh…ohh…”,

“Dikaa... Ibu.. mau keluar…sshh” desahnya, terasa vginanya berkedut-kedut, aku semakin menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerja beliau ini,

“ohh ibu sampai…sshh” desahnya diikuti dengan semburan hangat cairan cintanya mengenai pnisku, terasa semburan kecil di perutku dari vginanya, akwat jilbab dirinya pun tersalurkan.


Kudiamkan pnisku dan memberikan kesempatan baginya untuk menikmati birahi wanita alimnya tersalurkan saat ini, setelah kurasa cukup lalu kugendong beliau dengan pnisku yang masih menancap di vginanya, kubawa ia dan kamera yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja kerja dosen lain, kulepaskan pnisku,terlihat darah segar menempel di batang pnisku, lalu kuposisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut, kukembali menyodoknya dari belakang,


“Uhh..” desahnya saat pnisku masuk vginanya.


Kugenjot dengan sedikit kasar, kuremas payudaranya dari belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan pnisku masih menggenjot vginanya, jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga dengan gamisnya lembab karena keringat kami, terdengar suara telpon yang kutebak itu adalah hp miliknya,


“Dikaa stop Dik…itu ada telpon..ssh” pintanya


Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila untuk membuat cerita sex akhwat ini semakin menarik.


“Ibu jalan ke meja ibu, sekarang dengan pnis saya masih di vgina ibu, cepat!” Perintahku.


Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus menggenjot vginanya tanpa ampun,


“Dikaa, ibu letih…udah dong” pintanya sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku, aku menarik bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata

“Jalan aja lah kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha”, sambil terus memaksanya berjalan, setibanya di meja kerja beliau, ia langsung menggapai handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya, kulepaskan pnisku untuk mengambil kamera yang tadi tertinggal di meja dosen lain.


Kulihat ia lekas mengangkat telpon,


“Ya Ben?” Tanyanya, oh dari adiknya rupanya, kulangsung mempercepat jalanku menuju beliau, kuposisikan kamera untuk terus merekam kami, dan kembali kugenjot vginanya, dengan lembut untuk memberi kenikmatan baginya,


“Mau jemput mbak yaah..ssh?” Tanyanya, kuperintahkan bu Farda untuk aktifkan loudspeaker hpnya,

“Mbak sakit ya? Jam berapa Beni jemput?” Tanya adikknya panik,

“eeenng enggak kok Ben, kakak hhmm baik-baik aja…,ssh kakak pulang naik angkot ajaahh nanti” ucap bu Farda dengan mendesah karena aku tak menghentikan genjotanku di vginanya,

“oh baiklah mbak, hati-hati ya” ucap adiknya di telepon,

“hhmm iya dek..” ucapnya.


Mengetahui telepon tersebut telah berakhir, kugenjot keras lagi vgina beliau,


“ohh..ohh..sshh…” desahnya,

“Ibu mau keluar lagi Diik..." desahnya,

“ah cepet amat bu,hhmm” desahku, kutarik keluar pnisku dan kuarahkan pnisku ke anusnya,

“eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!” Ucapnya panik, karena pnisku sudah cukup basah dengan cairan vginanya langsung saja kumasukkan sedikit pnisku ke anusnya

“Akkhh! Perih Dikaaa, jangan disitu!” Teriaknya, kuhentakkan sekali lagi pnisku hingga pnisku masuk semua di anusnya,

“ohh hentikan Dikaa, sakit..” pintanya, kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di vginanya yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.

“aduh…sshh…ahh Dikaaa...”,


Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik pnisku dari anusnya dan kumasukkan ke vginanya yang rapat tersebut sekali lagi untuk memberikan orgasme kedua bagi beliau,


“ohh…ibu sampai..” desahnya diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama, sehingga membasahi lantai, kutarik keluar pnisku keluar vginanya, lalu kuhentakkan sekali lagi pnisku ke anusnya,

“akhh sakit itu Dikaa!” Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua, kupercepat genjotanku,

“aahh ahh bu saya sampai” desahku diiringi dengan 4 kali muncratan spermaku di dalam anus beliau,

“ohh perih…sshh” desahnya merasakan semburan spermaku di anusnya.


Setelah puas aku menyemprotkan spermaku, aku tarik pnisku dan tubuh beliau terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan akhwat jilbab gadis syiah hot ini, kucari celana beliau, dan kubersihkan pnisku dengan celana dalamnya, kurekam tubuh gadis syiah yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi.


Jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat, sementara roknya dibasahi cairan akhwat jilbab, darah segar dan spermaku yang keluar dari anusnya. Kuseka menggunakan pakaianku, mengambil bra beliau,


“Saya minta bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, jangan kadu siapa-siapa kalau tidak mau rekaman ini saya sebar, kamu jadi lonte sekarang bu, haha” ucapku di depan wajahnya sambil kukecup dahinya, terdengar tangisan menjadi-jadi dari beliau, kutinggalkan beliau sendiri di ruang dosen tersebut dengan rasa bangga.


Di cerita Sex selanjutnya akan kami ceritakan tentang kehidupan sex Bu Farda setelah diperkosa oleh muridnya sendiri, dijamin seru dan meningkatkan libido Anda.


============


bokep indo, bokep indo live, bokep indonesia, bokep jepang, bokep twitter, cerita dewasa, cerita dewasa 18+, cerita dewasa 21, cerita dewasa 21+, cerita dewasa berbagi istri, cerita dewasa bergambar, cerita dewasa hot, cerita dewasa ibu, cerita dewasa ibu selingkuh, cerita dewasa ibuku selingkuh, cerita dewasa istri alim, cerita dewasa istri binal, cerita dewasa istri diperkosa, cerita dewasa istri orang, cerita dewasa istri selingkuh, cerita dewasa istri tetangga, cerita dewasa jilbab, cerita dewasa mama, cerita dewasa mama selingkuh, cerita dewasa ngent0t, cerita dewasa ngent0t istri tetangga, cerita dewasa panas, cerita dewasa pembantu, cerita dewasa perselingkuhan, cerita dewasa sedarah, cerita dewasa selingkuh, cerita dewasa selingkuh dengan mertua, cerita dewasa sex, cerita dewasa tante, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa wattpad, cerita sek dewasa, cerita seks, cerita seks bergambar, cerita seks bersambung, cerita seks dewasa, cerita seks dewasa terbaru, cerita seks hot, cerita seks ibu, cerita seks indonesia, cerita seks istri, cerita seks istri selingkuh, cerita seks jilbab, cerita seks pembantu, cerita seks sedarah, cerita seks selingkuh, cerita seks tante, cerita seks terbaru, cerita seks cerita sex dewasa ustadzah selingkuh, cerita seks wattpad, cerita selingkuh dewasa, cerita sex, cerita sex bergambar, cerita sex dewasa, cerita sex dewasa istri selingkuh, cerita sex dewasa selingkuh, cerita sex gangbang, cerita sex mama, cerita sex ngent0t, cerita sex sedarah, cerita sex selingkuh, cerita sex tante, cerita sex tante girang, kumpulan cerita dewasa, kumpulan cerita seks, link bokep, situs bokep, video bokep, video bokep jepang,


============
To Top